PASER - Dalam pendidikan umum kurikulum memiliki pengaruh besar dan utama pada pembentukan karakter anak didik. Namun tidak mutlak bagi penerapan penddidikan Anak Kebutuhan Khusus (ABK).
Hal tersebut disampaikan salah satu praktisi guru inklusi Kabupaten Paser Aslamiyah, SP.S.Pd saat diwawancarai awak media indonesiasatu.co.id disela waktu sengangnya Selasa, 19/7/2022.
Selain memalalui kurikulum, keberhasilan mendidik pada ABK jauh lebih dipengaruhi oleh tuntutan adanya kepekaan guru dalam melihat dan mengembangkan potensi anak didik.
Guru harus menyimak ketahanan anak didik dalam beraktivitas hingga tahu dan memahami anak didik untuk bisa diarahkan pada kegiatan yang sesuai dengan dasar kemampuan dan arah minatnya. Katanya.
"Karna jenis disabilitas ABK yang masuk ke dalam kategori kebutuhan khusus memiliki sipat dan perilaku yang berbeda-beda bila dibandingkan anak normal umumnya, baik itu mungkin dari sisi perilaku, mental, emosi atau pun juga fisik." Terang Aslamiyah.
Lebih lanjut Aslamiyah juga menerangkan. Selain dari adanya tuntutan kepekaan Pengajar bagi pembetukan karakter anak didik berkebutuhan khusus. Kepekaan orang tua untuk memahami karakter dan latar belakang guru bagi anaknya juga penting diperhatikan saat awal mendaftarkan anaknya di sekolah inklusi.
"Jadi setidaknya ada dua hal yang bisa diamati Wali Murid jika memasukan anaknya ke sekolah inklusi, Pertama, memastikan profil pendidik memiliki kapasitas mengajar dan linier ilmu pendidika akademiknya sebagaimana sekolah inklusi di Kabupaten Paser saat ini terlahir ada tingkat maksimal Kepekaan Pengajar terhadap anak didik". Ungkapnya
Sebab secara hipotesis, sekolah inklusi juga mengadopsi metode penerapan akomodasi dan modifikasi kurikulum yang mendorong adanya intensitas serta komunikasi anak dalam belajar. Jelas Aslamiyah.